Jakarta, Beritaempat – Sejak Presiden Joko Widodo
dan Jusuf Kalla dilantik, harga buah sawit terus mengalami penurunan.
Nasib petani kelapa sawit saat ini, sedang memprihatinkan. Mereka
berteriak dan berjuang untuk bertahan hidup. Hal tersebut disampaikan
oleh Ketua Bidang HI PP – Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPPI) Hamaydi
Harahap, dalam rilis yang dikirim ke Beritaempat,
Hamaydi Harahap, yang juga merupakan petani sawit mengatakan, harga
buah terus turun. Ia menyebut harga tandan sudah menyentuh angka 600
per kilogram, di Padang Lawas Utara, Sumatera Utara.
“Kami miris melihat hal ini. Apalagi sekarang sedang musim kemarau.
Dengan kondisi seperti ini, petani sawit jelas akan mengalami dilema.
Membiarkan buah di pohon mengakibatkan kebusukan. Sedangkan memanennya
justru malah menambah kebingungan karena harus membagi upah angkutan,
tenaga kerja dan lain sebagainya,” ungkap Hamaydi di dalam rilisnya,
Jumat (21/08)
Hamaydi berharap bahwa kondisi “darurat” seperti ini, pemerintah
harus cepat memberikan kebijakan yang pro petani. Sebagai salah satu
negara penghasil sawit terbesar di dunia, menurutnya, Indonesia harus
bisa melindungi dan menyejahterakan para petani lokal.
“Buatlah kebijakan – kebijakan yang pro terhadap petani kecil. Lahan
mereka tidak luas, modal mereka sedikit. Jangan sampai mereka tenggelam
oleh perusahaan – perusahaan perkebunan yang mempunyai lahan yang luas
dan modal tak terbatas,” pinta Hamaydi
Hamaydi juga menambahkan, semoga hasil reshuffle kabinet Jokowi lalu bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian kita, khususnya di bidang kelapa sawit.
“Hentikanlah semua akrobat politik. Buka mata, buka telinga dan hati.
Dengarkanlah jeritan petani sawit. Bekerjalah agar harga buah sawit
kembali norma,” pungkasnya. (red)http://news.beritaempat.com/2015/08/21/petani-sawit-prihatin-dengan-harga-tandan-yang-terus-turun/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar