Nabi Nuh as diangkat oleh Allah SWT sebagai rasul untuk mengajak kaumnya agar menyembah Allah. Namun mereka ingkar dan justru menutup diri mereka akan seruan tersebut. Mereka lebih memilih kenikmatan dunia dari pada akhirat. (71; 21-24).
Pada akhirnya Allah menurunkan azab Nya berupa hujan yang menenggelamkan kaum Nuh (71-25).
Begitu pula halnya dengan kaum nabi Luth as. Kaum ini menolak untuk menyembah Allah dan mementingkan urusan dunia. Kaum Sodom sangat terkenal dengan perilaku seksualnya yang menyimpang, selain tingkah laku mereka yang selalu berkhianat (27: 54-55).
Peringatan Luth as tidak digubris, dan Allah pun menurunkan hujan batu yang menghancurkan kaum tersebut (27;58)
Contoh diatas adalah dua dari sekian banyak contoh mengenai kaum yang ingkar menyembah Allah. Meskipun sudah berkali kali diperingatkan, namun mereka tetap membangkang. Dan azab Allah pun akhirnya turun.
Beberapa waktu lalu, Indonesia diguncang oleh bencana yang datang hampir bersamaan. Saat kota Jakarta sedang sibuk oleh bencana banjir, tiba tiba mentawai bergejolak dengan gempa buminya. Disusul gunung Merapi yang memuntahkan isinya.
Istilahnya, kita di 'serang' dari dua arah sekaligus, yaitu dari atas (hujan) dan dari bawah (gempa dan letusan gunung).
Ini sudah jelas jelas peringatan dari Allah SWT agar kita bertobat dan kembali menggunakan hukum Islam. Allah memperingatkan bahwa segala musibah yang menimpa kita karena ulah tangan kita sendiri (42;30).
Sudah saatnya kita mengintropeksi diri dan bangkit. Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka masing masing (13;11). Ayat ini menerangkan bahwa kita lah yang harus melakukan perubahan agar nasib negeri ini tidak lagi dirundung petaka.
Apa yang terjadi pada kaum Nuh as dan Luth as adalah hampir sama dengan keadaan yang terjadi pada masyarakat Indonesia sekarang ini.
Sudah banyak perilaku seksual yang menyimpang, Sudah jelasnya seks bebas, dan sudah banyak bencong bencong yang tanpa malu berkeliaran ditengah tengah kita.
Yang lebih parahnya lagi, banyak pula kelompok kelompok yang meneriakkan kebebasan seks dan legalitas perkawinan sesama jenis.
Selain itu, Indonesia menjadi negara munafik. Banyak orang berlomba lomba untuk mencitrakan dirinya agar terlihat baik. Tujuannya agar mendapatkan penghormatan dan kemuliaan dimata orang. Padahal, Allah lah yang berhak memuliakan ataupun menghinakan seseorang (3;26).
Dan masih banyak lagi kemungkaran kemungkaran yang kita lakukan. Namun hanya sedikit orang orang atau kelompok kelompok yang mencegah kemungkaran tersebut. Kalo pun ada, maka orang dan kelompok ini akan mengalami sinisme, cacian, makian bahkan perlawanan dari khalayak umum.
Sudah cukup segala teguran teguran Allah selama ini. Sudah saatnya kita sadar dan kembali kepada Islam. Sudah saatnya kita menggunakan Islam secara menyeluruh (kaffah) dan meninggalkan perkara perkara yang diharamkan Nya.
Semoga 100 tahun kedepan Indonesia masih tetap ada. Bukan bagian dari cerita sejarah tentang suatu kaum yang binasa karena kemungkarannya
nice posting gan ,,, selamat dan sukses....
BalasHapus