''Dan taatilah Allah dan Rasul supaya kamu diberi rahmat'' (3;132)
''Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba'' (2;275)
''Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan dan kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar'' (2;155)
''Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul Nya, mereka itu akan bersama sama dengan orang orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah'' (4;69)
''Bahwa 9 dari 10 pintu rizki terletak pada perniagaan (bisnis)'' (hadist)
Sebelum saya datang ke Jambi, saya mendapat 2 bekal yang sangat berharga. Bekal tersebut bukanlah berupa materi. Akan tetapi ilmu ilmu yang insya Allah bermanfaat untuk diri saya, orang lain dan pemberi ilmu itu sendiri.
Bekal yang pertama datangnya dari kawan kawan saya. Mereka memberikan ilmu mengenai agama khususnya hukum hukum muammalah. Mereka memberikan ilmu tentang betapa kita harus selalu berpegang teguh pada Quran dan Hadist. Lebih jauhnya, kawan kawan saya memberikan pengetahuan berharga mengenai hukum jual beli, khiyar, sewa menyewa (ijarah), hutang (al qardh) dan lain sebagainya yang berhubungan dengan bisnis Islami.
Bekal kedua diberikan ayah saya. Beliau mengingatkan bahwa kita harus terus bergerak. Dengan kita bergerak maka akan datanglah ide atau solusi (atau bahasa beliau mencari nasratullah).
Selain bergerak, beliau juga menyarankan untuk menguatkan hati untuk mencapai tujuan. Yakin dan jangan ada keraguan. Bahwa apa yang ada dihati kita, itu lah yang akan kita dapatkan. Kekuatan hati inilah yang menimbulkan permintaan kepada Allah SWT. Beliau mengutip surah al fatihah; 5. Bahwa ada doa dan ada permintaan.
Bahwa doa khusus untuk ummat Muhammad saja. Sedangkan permintaan diberikan kepada semua manusia. Itulah mengapa orang orang china dan yahudi lebih sukses dari pada kita. Ini karena mereka mempunyai hati yang kuat untuk meminta.
Kebulatan hati inilah yang menjadikan keyakinan. Dan keyakinan tersebut yang menjadi kekuatan. Atau bahasa Ayah saya, Faith To Be Power!!!
Kedua bekal inilah yang saya gunakan selama di Jambi. Bahwa bisnis yang baik adalah bisnis yang penuh keberkahan dan penuh keridha an dari Allah SWT dengan selalu menjadikan hukum hukum Nya sebagai landasan. Dan untuk mencapai kesuksesan bisnis , maka saya harus terus bergerak penuh keyakinan (dengan hati sebagai kekuatan).
Satu setengah bulan sudah saya di Jambi. Dan kedua bekal tersebut masih saya pergunakan sampai sekarang. Memang pada perakteknya agak sulit. Apalagi Indonesia tidak menggunakan sistem Islam. Jadi saya harus benar benar selektif dalam menentukan kebijakan. Belum lagi tantangan tantangan dan hambatan yang lain, seperti faktor finansial, menghindari riba, menghindari suap menyuap dan perkara perkara lain yang kadang menggoyahkan iman dan mental saya.
Tapi saya yakin, kemenangan akan datang apabila saya tetap berpegang teguh pada hukum Allah. Yang jelas saya tetap mencari keridhaan Nya, terus bergerak dan menjadikan hati sebagai kekuatan (faith to be power).
Saya mendapat pelajaran bahwa walaupun saya dalam kondisi ketakutan, kelaparan ataupun kekurangan, akan tetapi saya harus bersikap sabar, tawakal dan terus bergerak.
''Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan dan kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar'' (2;155)
''Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul Nya, mereka itu akan bersama sama dengan orang orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah'' (4;69)
''Bahwa 9 dari 10 pintu rizki terletak pada perniagaan (bisnis)'' (hadist)
Sebelum saya datang ke Jambi, saya mendapat 2 bekal yang sangat berharga. Bekal tersebut bukanlah berupa materi. Akan tetapi ilmu ilmu yang insya Allah bermanfaat untuk diri saya, orang lain dan pemberi ilmu itu sendiri.
Bekal yang pertama datangnya dari kawan kawan saya. Mereka memberikan ilmu mengenai agama khususnya hukum hukum muammalah. Mereka memberikan ilmu tentang betapa kita harus selalu berpegang teguh pada Quran dan Hadist. Lebih jauhnya, kawan kawan saya memberikan pengetahuan berharga mengenai hukum jual beli, khiyar, sewa menyewa (ijarah), hutang (al qardh) dan lain sebagainya yang berhubungan dengan bisnis Islami.
Bekal kedua diberikan ayah saya. Beliau mengingatkan bahwa kita harus terus bergerak. Dengan kita bergerak maka akan datanglah ide atau solusi (atau bahasa beliau mencari nasratullah).
Selain bergerak, beliau juga menyarankan untuk menguatkan hati untuk mencapai tujuan. Yakin dan jangan ada keraguan. Bahwa apa yang ada dihati kita, itu lah yang akan kita dapatkan. Kekuatan hati inilah yang menimbulkan permintaan kepada Allah SWT. Beliau mengutip surah al fatihah; 5. Bahwa ada doa dan ada permintaan.
Bahwa doa khusus untuk ummat Muhammad saja. Sedangkan permintaan diberikan kepada semua manusia. Itulah mengapa orang orang china dan yahudi lebih sukses dari pada kita. Ini karena mereka mempunyai hati yang kuat untuk meminta.
Kebulatan hati inilah yang menjadikan keyakinan. Dan keyakinan tersebut yang menjadi kekuatan. Atau bahasa Ayah saya, Faith To Be Power!!!
Kedua bekal inilah yang saya gunakan selama di Jambi. Bahwa bisnis yang baik adalah bisnis yang penuh keberkahan dan penuh keridha an dari Allah SWT dengan selalu menjadikan hukum hukum Nya sebagai landasan. Dan untuk mencapai kesuksesan bisnis , maka saya harus terus bergerak penuh keyakinan (dengan hati sebagai kekuatan).
Satu setengah bulan sudah saya di Jambi. Dan kedua bekal tersebut masih saya pergunakan sampai sekarang. Memang pada perakteknya agak sulit. Apalagi Indonesia tidak menggunakan sistem Islam. Jadi saya harus benar benar selektif dalam menentukan kebijakan. Belum lagi tantangan tantangan dan hambatan yang lain, seperti faktor finansial, menghindari riba, menghindari suap menyuap dan perkara perkara lain yang kadang menggoyahkan iman dan mental saya.
Tapi saya yakin, kemenangan akan datang apabila saya tetap berpegang teguh pada hukum Allah. Yang jelas saya tetap mencari keridhaan Nya, terus bergerak dan menjadikan hati sebagai kekuatan (faith to be power).
Saya mendapat pelajaran bahwa walaupun saya dalam kondisi ketakutan, kelaparan ataupun kekurangan, akan tetapi saya harus bersikap sabar, tawakal dan terus bergerak.
Faith To Be Power
BalasHapusKekuatan yang bertumpu pada Tuhan sebagai sumber dan hati sendiri sebagai mesin pengolah kekuatan adalah kekuatan yang tidak akan tergoyahkan karena tidak bertumpu pada faktor-faktor external yang bisa berubah setiap saat.